Senin, 2 Juni 2014
Saat itu terjadi di tahun 1905, teknologi foto masih berupa hitam putih dengan kamera dan lampu besar menyilaukan. Kecelakaan foto yang terjadi ini membangkitkan gairah dan keyakinan dalam diri Hope, bahwa ia berhasil menangkap penampakan roh dalam foto.
Setelah Perang Dunia Pertama usai, makin banyak orang membutuhkan jasa kelompok ini. Orang ingin melihat arwah keluarga yang meninggal lewat foto. Sebelum akhirnya berpisah di alam berbeda. Usaha Hope semakin laris, ia pindah ke London tahun 1920 agar lebih profesional.
Kritikan paling pedas dilontarkan Harry Price, pemburu hantu dan peneliti psikis untuk Society for Physical Research. Ia mengungkapkan bukti bahwa sebenarnya Hope dan rekan-rekan memanfaatkan teknik kamar gelap (dark room). Itu semua cuma permainan eksposur ganda, menempatkan lapisan gambar dalam proses cuci-cetak.
Sampai kematian Hope di tahun 1933. Barulah belakangan para ahli fotografi sependapat dengan klaim Price. Satu hal yang ironis, penulis seri dektetif ternama, Doyle tidak bisa mendeteksi kebohongan di depan matanya.
Sumber : Apa Kabar Dunia